By.Usman Sergi/Jurnalis
Tulisan ini lahir inspiratif dari Komonikasi yang intens dengan sosiolog UNJ Dr.M.Guntur Alting.Berkah jurnalis, saya get lucky bak dapat beasiswa kuliah S3 di 2 dosen bergelar Doktor masing-masing Dr.M.Guntur Alting, sosiolog UNJ asal Tidore dan Dr.Sofyan Abas, intelektual UMMU dari Makayoa.Inspirasi selalu lahir ditengah setiap momentum pertemuan kami.
Berawal dari interaksi jurnalisme yang intens dengan beliau sebagai narasumber berita dan opini atau esainya yang jadi langganan tetap di media yang saya kelola yakni media Pikiran Ummat.Com dan Mediarakyat24.Com, lahirlah gagasan beliau menulis tentang “Orang Tidore”.Ide beliau ini katanya terinspirasi dari Buku Orang Bugis yang ikonik.Mungkin demikian para ilmuan, selalu menarik pelajaran dari setiap peristiwa.Tulisan tentang Orang Makeang ini terpapar dari gagasan beliau tentang Orang Tidore ini.
Sebagai sebuah gagasan, komonikasi kami yang dinamis membuat ide itu berkembang luas menjadi ide penulisan Buku Orang Maluku Utara, menjelajahi suku-suku asli dengan keunikan sosioligisnya di Maluku Utara mungkin bisa lebih menarik.
Ada mimpi Dr.Guntur Alting, paling tidak di pojok baca di bandara Babullah Ternate ada buku dan literasi tentang Maluku utara yang mengumbar sisi eksotisme seni, budaya, local wisdom maluku utara ala orang Tidore, Orang Makeng, Orang Ternate, Orang Sula dan Orang Bacan serta Orang Gamrange semisal pojok baca di Bandara Hasanuddin Makassar dengan buku Orang Bugisnya demikian di bandara Sam Ratulangi Manado, Sulut apalagi Bandara Soeta dengan literasi suku Betawi nya.
Ada kritik bahwa Maluku utara yang dikenal khalayak nasional dan global secara tunggal atau ansih Maluku utara ternyata keliru dan mungkin itu malut kehilangan keunikan dan magisnya yang bisa menarik libido wisatawan.Malut hemat beliau bukan tunggal tetapi hetoregen, ada orang Tidore, Ternate, Makeang, Togale, Bacan, Sula dan Halteng serta Haltim yang mewarnai kuat Maluku utara yang unik, disitulah daya tarik Maluku utara modern.
Ide literasi tentang suku-suku di Maluku Utara menurut akademisi sosiologi di UIN Syarif Hidayatullah– belajar dari pengalaman kota-kota terkemuka yang berhasil membangun pariwisata dari literasi–sangat strategis bagi pembangunan Maluku Utara.Banyak manfaat yang bisa diraih Maluku utara dari gagasan ini.Kekayaan Literasi mengeksplorasi keunikan Maluku utara bakal meraih banyak peluang pariwisata.Sayangnya beack up dari pemerintah pada gagasan-gagasan seperti ini lemah.
Menulis tentang Orang Makeang sangat menarik sekaligus menantang wabilkhusus bagi kaum intelektual Makian yang tak terhitung lagi jumlahnya itu.Ada momentum, Bupati Hal-Sel, Bassam Kasuba telah membijaki bahasa Makian masuk muatan lokal di kurikulum SD.Saya belum mendengar gagasan terjemahan Al Quran dalam bahasa Makian baik bahasa Makeang dalam maupun Makian Barat yang beda bahasa itu, seperti gagasan intelektual Tidore yang menerjemahkan Al quran ke dalam bahasa Tidore.
Asa yang rasanya mudah saja bagi orang Makeang yang mengoleksi ribuan sarjana itu.Meminjam ungkapan “jika anda melempar sebutir krikil kecil di kerumunan orang makian maka pasti kena kepala seorang sarjana”.