Thursday, 12 December 2024

BANGSA NEGARA KEHILANGAN SPIRIT PROF. MAHFUD MD

-

 

Oleh :Firman Jaya Deali.
(Mantan Komisi Politik dan Hukum DPR RI)

Kita sebagai masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia sungguh-sungguh kehilangan figur yang kepribadian dan kepemimpinan sekaliber Prof. Mahfud, MD sebagai panutan, pengarah, pengendali, penuntun, pengkoordinasi, pemutus, dan pemimpin Politik, Hukum, dan Keamanan (Kementerian Koordinator Bidang Polhukam).

Bangsa ini kehilangan seketika dan setelah Prof. Mahfud MD mengundurkan diri dari Kabinet pemerintahan kenegaraan sebagai Menko Polhukam RI. Sungguh-sungguh amat kehilangan, tentu tanpa bermaksud mendewakan dan tanpa bertujuan mengkultuskan Prof. Mahfud MD.

_Kehilangan Sprit Tokoh_

Rasanya dalam melihat fakta kenegaraan, memang ada yg “kosong” dan benar-benar ada “nuansa dan warna yg hilang” di dalam Pemerintahan.
Rasanya terjadi “kekosongan Nilai-Nilai” dalam Kenegaraan, khususnya di dalam institusi Polhukam dan lingkungan koordinasi Polhukam. Masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia kehilangan spirit tokoh sekelas dan setingkat kualitas, integritas, profesionalitas, dan kapasitas kepribadian dan kepemimpinan selevel Prof. Mahfud MD di jajaran Polhukam. Kehilangan figur atau tokoh yg kredibel, yg ideologis tanpa pragmatis, yang berani, tegas, jujur, teguh,konsisten, sederhana, dan cerdas. Memiliki visi-misi strategis, berwibawa, kapabel, responsif, ulet, cekatan, lincah, cepat, efektif, produktif,koordinatif serta berpengalaman.

_Sosok Bijak_

Sosok Prof. Mahfud MD, kita ikuti tentu sangat mengetahui dan menguasai masalah yang dihadapinya. Dalam menyampaikan pendapat tentu sangat menguasai materi pekerjaan, sehingga apa yang disampaikan sangat baik dan bajik.
Kualitas dan kredibilitas kepribadian dan kepemimpinan dengan segala pengabdian Prof. Mahfud MD, amat berarti serius dan sangat berdampak luas di dalam dan di luar Pemerintahan saat memimpin lembaga negara, lebih-lebih saat memimpin Kemenkopolhukam RI dan sekaligus di jajaran yang di koordinirnya.

_Dekat Elemen Sosial_

Bagi saya Prof Mahfud MD, merupakan figur pribadi, pemimpin, pelayan, pengabdi, pejabat yang relatif diterima karena dekat di berbagai komunitas dan elemen masyarakat. Atas kepribadian tersebut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi sangat diterima di kalangan civil cociety, NGO, Ormas, Kampus, Perguruan Tinggi, Media Massa, dan kalangan Profesional dan Aktifis lainnya.
Seusai Prof. Mahfud MD undur diri secara resmi dari jajaran Pemerintahan Kenegaraan (Kabinet), maka terlihat sama sekali tidak ada lagi figur atau tokoh pemimpin lain yg berkelas dan berwibawa, mampu, berani, tegas, serta mumpuni : “untuk menjaga dan merawat Indonesia dari sisi hingar bingar kondisi politik, hukum serta pertahanan keamanan dalam menata dan membangun sistem pemerintahan dan kenegaraan dari sisi Polhukam”.

Sekali lagi tanpa mendewakan Prof Mahfud MD, tidak ada lagi pejabat negara yang mampu, berani, tegas, teguh, konsisten, cerdas, serta ideologis untuk ” menumbuhkan dan menegakkan tugas pokok Polhukam dan jajaran Polhukam” serta keseluruhan nuansa ekosistem Polhukam, sama sekali tidak ada, tidak ada, dan tidak ada.

Tentu ada dan memang ada pemimpin atau pejabat dan sejumlah pejabat terkait lainnya yang secara formal menjabat. Namun maaf seribu dan sejuta maaf, mungkin hanya sekadar menjabat tanpa berarti, barangkali juga hanya sekadar berkuasa tanpa bermakna, mungkin pula hanya ada sekadar tampak tanpa berdampak. Dan hanya sebatas dan sekadar follower terhadap “sang penguasa utama dan tunggal”.

Lagi pula mungkin hanya sekadar dan sebatas yg langsung bertekuk lutut di hadapan penguasa atasan utama dan tunggal. Tentu untuk kemudian sesegera dan secepat mungkin menyetujui dan mengiyakan proposal kemauan, keinginan, dan kehendak “sang boss”.

_Figur Yang Solutif

Silakan mengikuti, merasakan, dan menilai berbagai situasi dan kondisi belakangan ini tentang kondisi dan situasi politik, hukum serta keamanan beserta dengan segala dinamikanya dan dialektikanya. Sudah semakin tidak beraturan, tidak bersesuaian, tidak berlandaskan, tidak berpanduan ideologis, tidak berpanduan etika, tidak berpanduan moralitas politik

Kita sebagai masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia merasa kehilangan figur kepribadian dan kepemimpinan yang panutan dan teladan ketika Indonesia semakin mengalami disorientasi, diskonstitusi, dan disdemokrasi dalam masa belakangan ini. Kita merasakan kehilangan figur Prof. Mahfud MD untuk menuntasi, memberesi, dan menyehati Polhukam manakala berhadapan dengan atmosfir tersebut. Prof. Mahfud MD – biasanya dan pada dasarnya terpanggil, hadir, dan tampil berinisiasi dan beraksi secara aktif bahkan dgn proaktif sebagai pemikir, penggerak, pengkoordinasi, pengendali, pemutus – dan juga sebagai pemimpin dan pejabat Polhukam pada masanya. Tentu dalam kerangka menjaga, merawat, menata, dan membangun Pemerintahan dan Kenegaraan RI dari aspek Polhukam.