Tuesday, 7 January 2025

Catatan (5):MAKKAH DAN “CULTURAL GENOCIDE” (1)

-

Makkkah yang sebuah kota kecil di padang pasir itu telah berubah menjadi kota METROPOLIS dengan gedung-gedung pencakar langit. mall-mall tinggi dan hotel-hotel mewah.

Kekhawatiran yang kemudian muncul adalah bahwa Makkah
telah menjadi semacam ” Las Vegas Timur Tengah” dan kehilangan spiritualnya.

Desain kota Makkah yang baru telah meghancurkan warisan historis ARKELOGIS seperti rumah kelahiran Nabi serta paman-nya Hamzah yang sangat berharga bagi para pencinta dan perindu Rasullah.

Menurut pengakuan seorang penduduk asli menyebut sepertiga dari warisan Islam telah dihancurkan diantaranya adalah rumah- rumah sahabat Nabi dan Masjid- masjid kecil di sekitar masjid utama. Bahkan salah satu bagian yang dihancurkan adalah titik (tempat) yang sudah dipercaya dimana Rasullah memulai perjalanan malamnya (Isra) dengan Buroq yang membawa Nabi ke Yerusalem dan naik langita/surga dalam waktu semalam.

Irfan Al-Alawi seorang intelektual Timur-tengah menyayangkan lantaran tidak ada negara muslim bersuara atas perusakan budaya oleh pemerintah Saudi. “Kita sudah kehilangan 400-500 tempat bersejarah, Saya berharap kita tidak terlambat untuk mengembalikan ke posisi semula,” ujarnya.

Ahli arsitektur Islam tersohor asal Saudi, Sami Anggawi, juga memiliki kecemasan serupa. “Ini sangat bertolak belakang dengan KESUCIAN Makkah dan kesakaralan Kabah.” demikian komentarnya.

–000—

Perluasan ini memang bukan sesuatu yang jelek, karena ini bagian dari prakarsa perluasan infrasruktur agar bisa mengakomodasi jamaah yang setiap tahun meningkat. Namun kesewenang-wenangan dari pemerintah Arab Saudi dan tanpa pengetahuan menghacurkan warisan arkeologis, historis dan kultural Islam dari kota suci ini tak bisa diterima akal sehat.

Makkah yang tadinya hanya sebagai tempat ibadah dan ziarah padang pasir, menjadi metropolis dengan gedung-gedung pencakar langit yang towernya melampaui masjid Al-haram dengan mall-mall dan apartemen mewah serta hotel-hotel berbintang lima.

Para pemerhati situs-situs warisan sejarah mengatakan tindakan tersebut menyebabkan generasi muslim mendatang tidak mengenal lagi pentingnya warisan sejarah tersebut.

Rumah istri Nabi Siti khadijah telah dihancurkan utk toilet umum, rumah sahabat Abu Bakar menjadi Hotel Hilton dan rumah cucu Nabi telah diratakan menjadi istana raja.

Ironis memang, Makkah yang dibangun oleh Ibrahim dengan semangat keserhanaan dan kerendahan hati, yang sangat kontras dengan masjid-masjid di negara-negara lain, yang dibangun dengan arogansi kekuasaan, suatu tempat dimana Nabi Muhammad menegskan prinsip egalitarian, bahwa semua muslim itu sama, sekaramg sebagaimana yang kita saksikan makkah telah menjadi satu tempat “permainan” bagi kelompok orang kaya/borjuis.

–000–