Friday, 13 December 2024

Catatan Editorial : Cerita Dari Hal-Sel

-

Halmahera Selatan negeri yang indah dan menarik perhatian dunia sejak “Tempo doeloe”.Keindahan negeri kepulauan dengan pesona dan kekayaan maritim apalagi khazanah sosial dan budayanya serta sejarahnya menghipnotis semua orang.Super pula, masakan orang Bacan yang lezat melekit di lida, oh Bacang mo.

Seiring Bumi Sarumah yang dinamis ini terus menyuguhkan cerita menarik apalagi perkembangan sosial politiknya.

Catatan ini hendak memotret Perkembangan politik Pilkada di Kabupaten Hal-Sel yang hemat saya menarik untuk diikuti.Ada dinamika politik yang bergesekan diantara orang Makayoa-Togale-Bacan-Buton-Bajo telah merebak kan  aroma kontestasi yang campur aduk nab mewangi.

Dominan !issu  Politik primordial kesukuaan yang masih kental ditengah fakta prularisme yang tinggi menyuguhkan  Pilkada hal-sel yang panas-dingin.

Hemat saya, cerita politik Maluku utara tidak asik kalau tidak ada suguhan cerita politik dari Hal-Sel.Tara Hal-Sel tara asek !

Problemnya, ada nilai ideal yang kita cita-citakan itu masih tersimpan di relung egoisme kelompok kesukuan.Hari gini kita masih bertanya Ana-ente suku apa ?

Ghalibnya, dinamika politik primordial bukan dinamika yang kita harapkan.Ini zaman sudah modern dimana pertarungan politik adalah pertarungan gagasan bukan kontestasi suku.Sebab yang dipilih di Pilkada itu Bupati, bukan kepala suku.

Ideal ! Era politik demokrasi modern itu ditandai dengan cita-cita bersama untuk membangun ekosistem kehidupan yang egaliter atau setara dimana memungkinkan seluruh rakyat untuk mengakses sumber daya kehidupan secara adil.Era yang semestinya menandai berakhirnya  superioritas kelompok ekslusiv yang menindas seperti pada era orde baru atau sebelum reformasi.

So ! Rasionalitas mestinya yang harus dikembangkan bukan ekslusifme primordialisme yang menjepit saraf logis sehingga tidak bisa melahirkan gagasan yang argumentatif dibumikan.

Menarik dan menantang kita simak wacana politik di hal-sel.

Prestasi Bupati dan Isterinya yang berkelas Internasional dari Museum Rekor Internasional seolah dibumkan dengan issu -issu yang terkesan kuat sekedar ada agar ada jalan untuk mendegradasi Basaam Kasuba.

Padahal, baru di festival Marabose yang ke III dibawah komando langsung Bupati Bassam Kasuba, sejarah kesultanan Bacan yang tersohor itu busa dikapitalisasi Bassam Kasuba sebagai sebuah persembahan apik yang prestisius.Seiring, isteri Bassam yang “pande” mampu mengemas kekayaan maritim Hal-Sel yakni ikan tuna menjadi mata lomba yang dipandang MURI International berprestasi dunia.

Miris pulak, era Bassam Kasuba yang ditandai dengan pembasmian politik palak kades-kades dan Kepsek-Kepsek itu seolah luput.Padahal fungsi Pemda sebagai garda terdepan pelayanan publik, pembasmian praktek palak dan pungli ini harus diapresiasi.

Searah jarum jam sejarah, setumpuk issu tak logis secara hukum pula di blow up.Berita seolah jadi “ba noa-noa” .

Jubir Kejaksaan Tinggi Malut sampai “hairan” alias heran atas tuntutan agar kejaksaan tinggi Malut segera menyelidiki kasus dugaan bea siswa palsu di UNSAN Hal-Sel padahal kasusnya saja belum dilaporkan.Dana hibah ke UNSAN Rp.4 milyar lebih yang diketok sah DPRD Hal-Sel dianggap “ilegal” sehingga harus diproses.Argumentasi hukumnya pun kacau balau.

Kek anomali per anomali yang tanpa ragu dipertontonkan.Prestasi demi prestasi itu entah karena interes apa dipapar dengan issu-issu yang tidak jelas jantrungnya.

Its oke namanya saja tahun politik, tauran politik tak bisa kita hindari.Tapi mesti disadari  bahwa politik praktis harus punya guide moral sehingga politik terap berjalan pada rel kemaslahatan umat.Jangan menang dengan kebohongan  tapi memanglah dengan senyum agar Hal-Sel tetap maju dan damai.

Apa iya ? Bassam Kasuba dituntut bertanggun jawab atas sejumlah warisan gagal masa lalu namun giliran keberhasilan masa lalu Usman-Bassam terus di nostalgia kan sebagai prestasi pribadi mantan Bupati.Apa mungkin ada kepentingan politik terselubung agar prestasi Bassam yang lebih condong ke manfaat rill kehidupan rakyat itu bisa dikapitalisasi untuk kepentingan Kandidat tertentu  ? Saya tidak tahu.

”Bassam harus melanjutkan kebijakan Usman Bassam menjanjikan jalan Obi”begitu teriakan salah satu politisi pendukung mantan Bupati Hal-Sel.

Namun giliran masuk pada warisan gagal, muncul teriakan “Bassam harus bertanggun jawab atas Mangkraknya rumah sakit makian dan bahkan mereka meminta KPK memeriksa Bassam Kasubs atas Mangkraknya RSP Makian”.

Jika kita tilik sari sisi interes politik, cerdas juga ni orang-orang.

Namun pendukung Bassam juga kalau dianggap belum pinter tapi tidak bodoh-bodoh amat lah.Alih-alih, bobrok masa lalu dikuliti.”RSP Pulau Makian Mangkrak karena baru cair 20% uang muka, diduga kontraktor sudah kena palak 10%”begitu qounter atacke nya.Siapa yang palak 10% kontraktor hingga mereka tak kuat lagi melanjutkan pekerjaan, saya tidak tahu tetapi yang jelas saat itu Bassam Kasuba masih wakil bupati yang hanya bertugas ceremonial belaka.

Beruntung mereka bisa menahan diri untuk tidak menyentil hutang janji mantan Bupati Usman Sidik yang bakal mendatangkan Rp.7 Triliun setiap tahun ke Hal-Sel jika terpilih sebagai Bupati yang kenyataannya sampai 2 tahun berkuasa, tak kujung dia tunaikan.Demikian jalan lingkar pulau Makian yang bikin geram warga makian karena janji suci itu tak kujung ter tunaikan.

Beruntung pula mereka tak kehilangan akal sehat untuk menuntut Bassam bertanggun jawab atas dana Pemda Hal-Sel puluhan milyar yang raib untuk menjamin atau melunasi hutang pihak kreditor swasta.

Cerita dana APBD Pemda Hal-Sel yang raib ini sungguhan cerita miris tapi juga lucu.Mantan Bupati Usman Sidik yang kala itu koar-koar paling ketat dalam mengawasi cas flow atau aliran dana kas APBD tak tahunya dia menemukan dana Pemda sekira Rp.10.000.000.000 raib untuk jaminan kredit macet swasta di Bank SARUMA.

Dia mengaku kaget dan mengambil langkah tegas terhadap pejabat yang terlibat.Namun entah mengapa, pejabat yang diserahi mandat mengelola reqening dana itu yang mencairkan dana dimaksud untuk jaminan kredit hanya dimutasi ke jabatan lain.Aneh tidak aneh ? !

Ya sudahlah !