Keputusan Partai Golkar ini memantik tanya terutama oleh AHM dan Edy Langkara alias Elang.
“Tega nian DPP Partai Golkar “ jika kita baca gestur dua tokoh senior Partai Golkar ini.Apalagi keputusan Ketum Erlangga ini terkesan Buru-Buru kek sinetron kejar tayang.Belum juga ada hasil survey jilid II, eh tau-taunya langsung jadi itu barang yakni keluar itu keputusan dukungan calon kepala daerah.Ada apa ? Begitu kira-kira tanya penuh curiga.
AHM bergeming, DPP Partai Golkar tidak objektif.AHM menyatakan, jika keputusan DPP Partai Golkar tidak objektif maka dipastikan hasilnya bakal nihil, begitu AHM menanggapinya dengan kepala dingin walau hatinya mungkin membara.Mantan Bupati Sula dua periode dan mantan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Kepulauan Sula serta Provinsi Malut itu menyatakan melawan keputusan partainya dengan tetap mengusung putrinya Salsabila di Pilkada Kabupaten Pulau Taliabu.
Elang nampak “syareat” patriotik, bahwa masih ada jalan ke Roma menuju puncak Leitoglak, lokasi kantor Bupati Hal-Teng.Mantan Bupati Hal-Teng itu nampak tak kehilangan akal dan terlihat membuka jurus-jurus mematikan untuk bisa lolos ke Pilkada Hal-Teng.
Sset ! Elang -Rahim jilid II, itulah jurus baru Edy Langkara.Gayung bersambut, AbduRahim Ode Yani alias Imo menyambut kepakan sayap Elang.
Langkah kuda Elang yang cerdas ditengah kondisi kritis yang menghadangnya.Dari sisi Interes politik, hanya itu jalan Elang terbang menuju Pilkada karena partai lain bakal dikunci Ikram.Sebab di tangan Imo, telah ada Nasdem, tersisa menambal dukungan partai lain yang jika kita telisik dari pesan Elang Merah yang tengah beredar luas, potensi PDI P merapat.
Bukan sekedar interes politik, tetapi ini langkah bermartabat karena keputusan Partai Golkar telah menyeret harga diri putra Fagogoru.Masak sih kader partai, putra daerah asli yang berhasil menghantarkan partai Golkar meraih 6 kursi parlemen di DPRD Hal-Teng dengan enteng dikalahkan Pj Bupati yang hanya mempersembahkan 3 kursi, rugi 50% sih.
Edy nampak sadar, itulah politik, tidak ada kader prestisius, yang ada tawar menawar bisnis politik.Meminjam istilah Dr.Margarito Kamis, politik adalah bisnis besar menemukan kebenarannya dalam keputusan DPP Partai Golkar.