Dia mencontohkan seperti Tauhid Soleman di Ternate, Bassam Kasuba di Hal-Sel, Mugama Sinen di Tikep dan Ubaid -Anjas di Hal-Tim.
“Kalau dilihat dari sisi akademik dan rekam jejak, petahana-petahana ini masih lebih baik”ujar dia membandingkan.
Faktor lain yang sangat krusial ” para perahana itu mulai star kampanye dan konsolidasi pemenagan selama 4 tahun lebih, sementara lawan-kawan mereka baru muncul dan baru mau berkarya”pungjasnya.
Kandidat Profesor ini menilai, trend incumben positif terkait kesinambungan program pembangunan.Banyak kasus ungkap dia, pemimpin baru cenderung memutus mata rantai perencanaan pembangunan yang pada satu sisi perencanaan pembangunan menjadi tidak terarah dan oada sisi lain menimbulkan kerugian nevara akibat tidak sedikit aset yang telah dibangun pemimpin sebelumnya itu tidak difungsikan lagi karena terjadi perubahan perencanaan pembangunan.
“Saya kira disitulah masyarakat melihat posisi strategis incumben guna menjamin kesinambungan pembangunan”jelasnya.
“Kan terbukti pemerintah juga mengakui soal penting dan strategisnya kesinambungan perencanaan pembangunan melalui RPJP”tutup dia.