TERNATE- Partai Golkar Provinsi Maluku Utara gagal merealisasikan target 60 persen kemenangan pada pemilihan kepala daerah 2024 serentak yang dicanangkan DPP Partai Golkar.
Dari 11 pasangan calon kepala daerah yang diusung partai Golkar, 6 diantara jagoan beringin tumbang. Lebih memalukan lagi yang dialami pasangan Aliong Mus dan Shahril Tahir. Kandidat Gubernur Maluku Utara nomor urut 2 tersebut, harus bertekuk lutut terhadap Paslon Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe. Paslon berakronim AM-SAH kalah telak dan menjadi juru kunci di pentas Pilgub 27 November 2024 lalu.
Selain menjadi tamparan hebat bagi beringin, kekalahan the yellow di Pilkada 2024 memicu prahara internal Partai Golkar. Sejumlah Kader dan pengurus pohon beringin daerah di Provinsi Maluku Utara pun meminta DPP Partai Golkar segera mengevaluasi Alien Mus dari kepemimpinannya sebagai ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara. Mereka menilai, Alien tidak siap dan tidak fokus menghadapi Pilkada serentak. Akibatnya, 6 kandidat kepala daerah dari 11 Paslon yang diusung Golkar menelan pil pahit dan harus mengakui kemenangan lawan.
Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Halmahera Utara, Ir. Frans Manery mengatakan ketidaksetujuannya jika kekalahan jagoan Golkar di Pilkada 2024 hanya dialamatkan kepada Alien Mus. Menurut Om Pance, demikian panggilan akrab Bupati Halmahera Utara, selain pengurus DPD I Partai Golkar, pihak yang patut bertanggungjawab atas tragedi politik itu adalah seluruh anggota fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Maluku Utara.
Pasalnya, disinyalir sebagian Anggota Deprov Partai Golkar tidak kerja maksimal bahkan ada yang tidak mendukung dan memilih Cakada yang diusung partai Golkar baik di kabupaten/kota maupun provinsi.
“Kader Golkar asli yang terpilih, selain Anjas ada Piet Hein Babua, Calon Bupati Halut, Jabatannya di DPD II Partai Golkar Halut adalah ketua harian,” terang Om Panceā¦