Sidang lanjutan dengan agenda mendengar keterangan saksi Eliya Grebina Bachmid untuk terdakwa Ramadhan Ibrahim digelar pengadilan Tipikor Ternate, Kamis tadi (18/7/2024) itu mengguncang Maluku utara.
Kader Partai Gerindra yang terpilih sebagai anggota DPRD Hal-Sel I ini dihadapan sidang membeberkan perannya yang katanya sebagai “Mucikari” dari mantan orang kuat dan berpengaruh Malut AGK ini.Eliya mengungkapkan bagaimana perannya mensuplai perempuan-perempuan “panggilan” untuk AGK.
Kesaksian yang diluar dugaan sekaligus menikam jantung kita semua.Putri bungsu AGK yang juga dari klan Bachmid sontak bereaksi “dia bohong dan menyebar fitnah.
Betapa kaget se isi negeri, AGK, mantan Gubernur Malut yang menyandang status ulama tersohor dan kharismatik itu diungkap Eliya berlaku sebegitu rupa diluar tata nilai etik dan moral agama dan sosial ? keterangan yang masih harus dibuktikan kebenarannya.
Mencengangkan ! Keterangan Eliya bahwa dalam sebuah episode dari beberapa kali episode, AGK memesan 3 perempuan bergantian dalam sehari untuk ngamar bersama para wanita ber code Ayu & cinta itu di hotel ber jam-jam mengherankan kita semua.
Ramai pertanyaan penuh ragu bersiliweran di wacana publik, se bejat itukah AGK notabene seorang Gubernur dengan Back ground ulama, bahkan sebejat penjahat pun tak se fulgar itu prilakunya.
Katakan saja nyanyian Eliya benar namun menyiratkan ragu di publik, Bagaimana mungkin AGK yang ulama dengan usia 70 lebih bisa sekamar dengan 3 perempuan secara bergantian ?”Stamina” apa yang dipunyai AGK se “super” itu ? Ohhh sungguh diluar dugaan dan nalar klinis tentang kemampuan orang se usia itu ber duaan dengan perempuan yang bukan muhrim notabene perempuan panggilan itu se kamar.
Apa yang diungkap Eliya ini bak skenario di film -film skandal mafia perempuan ini menguras duit kurang lebih 3 milyar rupiah.Kata Eliya, total dia menerima uang dari AGK sebesar Rp.8 milyar.Ouuu.Jumlah ini dia terima dalam kurung waktu 3 tahun terakhir itu tergolong fantastik.
Mungkinkah itu semua ? Wallahualam bissawab.Komfrontasi AGK dengan Eliya Bachmid adalah forum yang sangat ideal dan adil untuk memperjelas kasus ini agar tidak merugikan semua pihak.
Sebagian publik yang ragu menohok Eliya “setega itukah kamu ibarat membalas madu pemberian AGK dengan air tuba ?.Bagi mereka, tak terbayangkan oleh siapapun, Eliya Bachmid yang konon bersama keluarganya ikut menikmati lezatnya madu kekuasaan AGK sebagai Gubernur Malut itu mengumbar aib sang Kiyai di penghujung kuasa.Salah satu kekuarga AGK menuding “dia berbohong untuk menyelamatkan diri”.
Tetapi itulah kesaksian di persidangan, sementara kita terima itu sebagai sebuah fakta persidangan.Jika ragu, ujilah kesaksian Eliyah itu di depan persidangan jadi apel to apel.
Pihak keluarga heran se revolusioner itu peran orang tua mereka.Mereka curiga, ada modus yang sama seperti diperankan saksi WT dengan isteri sirinya G serta Ajudan HL.
Untuk kasus WT dan G misalnya, Berbekal bantuan berobat kepada orang kurang mampu yang sakit, WT dan G menggasak duit AGK Rp.3,4 milyar.Duit ini yang diminta AGK ke pejabat-pejabat dan pihak swasta untuk didonasikan kepada orang sakit melalui ajudan-ajudan dan sesprinya yang belakangan menjadi kasus gratifikasi dan suap.
Apakah modus yang sama dilakoni Eliya, masih harus dibuktikan pihak AGK.Pengacara AGK harus jeli menggali pembuktian nya.Kita tunggu sidang hari Rabu ini yang kabarnya Eliyah kembali bersaksi di hadapan terdakwa AGK, forum batu uji hukum yang sesungguhnya terhadap kesaksian Eliya Bahcmid.
Lepas dari soal itu, kesaksian Eliyah Grabina Bachmid memunculkan potensi hukum baru.Oleh KPK, Eliya potensial dijerat dengan delik penyertaan.Kesaksiannya mengungkapkan motif dibalik peran mucikari dalam rangka untuk memperlancar pencairan proyek dapat diduga sebagai praktek suap, dalam hal ini suap “Perempuan”.Eliya juga oleh keluarga AGK sedang membahas untuk melaporkannya ke kepolisian atas dugaan kesaksian palsu.Belum cukup,
Sementara pakar hukum pidana Rahim Yasin menilai selain menyerempet delik suap, potensi delik Human Trafiking atau perdagangan manusia sangat terbuka.Rahim menyatakan dua delik ini masuk delik umum yang bisa dilaporkan siapapun.
”Kesaksian saksi Eliya Bachmid mengkomfirmasi dugaan suap dan human trafiking, ini kesaksian dibawah sumpah yang bisa menjadi alat bukti, masuk delik pidana, bisa dilaporkan siapapun”jelas dia tegas. Eliya Bachmid juga dinilai Mantan dekan Fakuktas Hukum dan praktisi hukum ini potensial menghadapi sanksi etik dari partai Gerindra.
Nurdewa Safar, aktivis perempuan dari DAURMALA ketika dikomfirmasi issu human trafiking pada kesaksian Eliya mengaku masih harus mempelajari dulu langkah-langkah menuju human trafiking.
”kalau bicara issu human trafiking pada kesaksian Eliya Bahmid harus saya pelajari dulu dari BAP sehingga jelas”ujar dia.
Soal sanksi etik Partai Gerindra, kata Rahim potensi itu amat terbuka kepada Eliya atas kesaksiannya.Itupun jika partai Gerindra mau mempersoalkan untuk menjaga maruah politik yang bermoral.Bukan soal formil kesaksiannya, namun soal peran mucikari yang dia perankan.Ini Eliya ungkap sendiri bukan lagi issu.
Mucikari adalah profesi yang secara nilai sosial dan agama adalah peran yang tidak bermoral dan melanggar syareat yang pasti harus mendapat atensi partai Gerindra, Kita tidak tahu, partai Gerindra mengharamkan Mucikari dan germo atau tidak.Namun jika tidak, sebagai sebuah nilai moral yang telah menjadi hukum alam dan hukum agama, jika tidak disikapi Partai Gerindra maka partai besutan Presiden terpilih Prabowo itu akan mengalami presden buruk sebagai partai yang permisif terhadap praktek mucikari.
Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Maluku utara yang juga kandidat calon Wakil Gubernur Malut yang dikomfirmasi soal sikap etis partai Gerindra ini beralasan menghindar dengan sejumlah dalih.
”maaf lagi rapat jadi nanti habis rapat”balas Ketua DPD Partai Gerindra Malut ini menanggapi pesan Komfirmasi media ini, Kamis malam sekira pukul 22.48 WIT.Namun sampai tajuk editorial ini ditayangkan, Sahril Taher tak jua melayani Komfirmasi media ini.Kita tidak tahu apakah Sahril sedang melindungi Eliya Bahmid atau tidak namun sikap yang tidak responsif dan tanggap atas sebuah kasus dan polemik publik ini mengundang kecurigaan publik.
Atau pula Sahril masih harus menunggu pengaduan dari keluarga AGK atau sebatas laporan publik baru Gerindra bisa memprosesnya.Wallahualam bissawab, kita tunggu saja prosesnya(***)