Saturday, 23 November 2024

Pemimpin dengan LOMPATAN PANJANG : Belajar dari Sosok MK

-

M.Guntur Alting :The Maharani Institute Jakarta

ADA yang menarik ketika membaca ‘Change Leadership’ karya Rhenal Kasali (2017). Ia menyebutkan “tak banyak kepala daerah yang paham bahwa dunia sesungguhnya tengah berubah amat cepat. Terjadi ‘trend break’. Bahkan sangat mungkin teori Robert Maltus yang dulu berhasil digagalkan di Inggris (abad ke-18)”. Katanya, itu bisa terjadi di banyak provinsi dan kota di Indonesia. Dan menurut saya, boleh jadi berlaku juga di Maluku Utara.

Karena itu dibutuhkan kehadiran sosok pemimpin ‘membangun’ kontras DARI dan KE (from-TO). Kita perlu pemimpin yang yang tahu di mana dirinya (dan pemerintahannya) berada, dan visi besarnya (ke mana hidup akan di bawa). Dan sejatinya, itu adalah sosok pemimpin yang disebut sebagai ‘change leader’.

Pada lingkup yang lebih kecil, kita bisa menemukan karakter pemimpin (change leader) itu pada diri Dr. Mummad Kasuba MA (MK) melalui sepak terjangnya dalam kurun 10 tahun memimpin Halmahera Selatan.

Esai ini akan menjelaskan seperti apa MATA seorang pemimpin visioner/perubahan, bagaimana jejak MK membuat terobosan yang menjadi (lompatan panjang) selama memimpin, dan MK sebagai tipologi ‘change leader’ .

Tiga (3) Jenis Mata

Membuat sebuah lompatan panjang (terobosan) tidak mudah, karena seseorang akan berhadapan banyak faktor, perlawanan dari masyarakat, anggota DPR yang bukan partai pendukung, bahkan internal birokrasi sendiri, karena mereka tidak melihat sesuatu yang tak TERLIHAT.

Untuk ‘melihat’ sesuatu yang belum terlihat, membutuhkan KEKUATAN dan PENGETAHUAN. Dulu orang menyebut orang-orang yang bisa melihat jauh ke depan, itu sebagai ahli nujum, dukun, tetua adat, orang suci atau manusia (setengah dewa). Lewat puasa dan menjaga kesucian diri. Konon mereka diberi kekuatan ‘’melihat’’nya.

Di dalam masyarakat, umumnya orang memang hanya bisa melihat ‘’sejauh mata memandang’’. Artinya melihat apa yang terlihat. Sebagian tokoh dan ilmuwan tertentu mampu melihat jauh ke depan. Seperti, kapan gunung akan meletus, bencana kekeringan, banjir, naiknya gelombang laut. Para ekonom juga bisa memprediksi gejolak ekonomi: krisis ekonomi, depresi, inflasi, tingkat bunga, cadangan devisa, dan seterusnya.

Saya temukan dalam literasi, Jhon Maxwell menyebutkan ada 3 jenis mata, yaitu MATA persepsi, MATA probability dan MATA Possibility. Pertama, Mata PERSEPSI, adalah mata ‘kaum awam’. Hanya mampu melihat apa yang terlihat. Dua, Mata PROPABILITY, adalah mata yang menduga-duga. Kita menduga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Dan ketiga adalah mata POSSIBILITY, adalah mata pemimpin visioner. Mereka melihat sesuatu di masa depan yang akan ia ciptakan dari visi, tindakan, persuasi, leadershipnya. Kemampuannya membuat ‘something impossible to possible’ adalah sebuah kekuatan yang tak banyak dimiliki orang lain (Kasali,2017).