Playing victim merupakan pola perilaku seseorang yang menempatkan dirinya sebagai korban dalam berbagai situasi. Termasuk situasi yang benar-benar terjadi maupun hal yang hanya ada dalam pikirannya saja.
Playing Victim adalah sebuah prilaku yang telah berkembang lama.Cara ini dalam dunia politik dan perang dipercaya ampuh dalam meraih simpati musuh atau publik.
Playing victim bisa dikatakan sebagai prilaku manipulatif untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain agar bisa memperoleh apa yang diinginkan.Menurut Braiker, perilaku manipulatif adalah salah satu teknik yang memengaruhi pengetahuan sosial dari suatu kelompok atau individu dengan tujuan untuk merubah perilakudari kelompok atau individu lain secara licik, menipu, atau bahkan kasar demi memperoleh keuntungan pribadi pelaku.
Menurut Kate Martindale dalam buku What Does Playing Victim Mean, playing victim adalah peran yang dimainkan oleh seseorang sebagai korban untuk mendapatkan perhatian atau memanipulasi suatu keadaan. Seseorang yang memainkan peran sebagai korban ini akan membuat orang di sekitarnya berusaha masuk ke dalam permainan mereka.
Playing Victim sejarahnya populer sebagai strategi perang dan politik.Tidak saja berpura -pura sebagai korban, para korban juga mendramatisir situasi real yang dialaminya dikapitalisasi untuk meraih keuntungan dibaliknya.
1. Makna istilah playing victim
Dikutip dari artikel di Detikedu.Com, Playing victim secara etimologi berasal dari bahasa Inggris, playing artinya bermain dan victim yang artinya korban. Bermain korban. Maksudnya seseorang bersikap seolah-olah sebagai korban, dengan mengutarakan berbagai alasan sebagai pembenaran di hadapan orang lain.
Setiap bantuan yang diberikan akan dirasa kurang, sehingga mereka yang berusaha membantu akan merasa jenuh dan menjauh. Keadaan itu akan membuat pelaku mengatakan, “Tidak ada yang mengerti keadaanku dan bisa membantuku.” Pelaku playing victim akan selalu mendramatisir keadaan.
Ciri-ciri Playing Victim
Umumnya, orang yang bersikap playing victim memposisikan diri sebagai korban di atas segala hal. Berikut beberapa ciri-cirinya menurut laman Universitas Medan Area, Ma’soem University, dan laman Universitas Muhammadiyah Gresik:
- Bersikap argumentatif untuk melawan frustasi yang dirasakan
- Menyalahkan orang lain ketika segala sesuatu tidak berjalan dengan baik
- Lebih fokus kepada masalah dibandingkan solusi
- Berasumsi bahwa orang lain lebih mudah sukses dibanding dirinya
- Menganggap kritik yang positif adalah bentuk penindasan atau pelecehan
- Bersikap pesimis dalam menghadapi masalah
- Meyakini bahwa dirinya menjadi target kesalahan saat hal buruk terjadi, padahal kenyataannya tidak
- Selalu mengasihani diri sendiri dan membandingkan hidup dengan orang lain
- Tidak bersyukur dan tidak bahagia dalam hidup
- Tidak mau mengakui kesalahan dan lepas tanggung jawab dengan berbagai alasan
- Merasa senang jika mendapat perhatian dan belas kasihan dari orang lain
- Umumnya tidak mau mengambil risiko kecil dan selalu diperhitungkan
- Merendahkan diri jauh dari yang dilakukan orang lain.