Karib saya Taufiq F Pasiak, yang saat ini sebagai Dekan Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta, yang juga memberi testimoninya di halaman awal buku ini, adalah juga seorang Ilmuan Otak dan Perilaku yang cukup dikenal, tidak saja di Indonesia. Beliau menulis banyak Buku bestseller tentang otak manusia untuk menjelaskan mengapa otak manusia itu perlu “segar” sepanjang waktu, tak terikat usia. Tak bisa diam.
Sosok Orang Tua ini adalah Dahlan Adam. Di Tidore, kami biasa menyepanya Om Lan. Lama berkarir di Papua sebagai ASN dan pulang kampung sejak kota ini dimekarkan di 2003 lalu. Saya tak cukup merekam jejak nostalgi masa sekolahnya dulu. Tapi dari pengakuannya, dirinya se-angkatan Fadel Muhammad, mantan Gubernur Gorontalo, mantan Menteri dan anggota Dewan Perwakilan Daerah [DPD] saat ini. Itu di Sekolah Menengan Atas [SMA] 1 Ternate di tahun 1971 dan komunikasi para alumnus yang kurang lebih 30 orang yang masih tersisa itu, masih terjaga hingga saat ini lewat WAG.
Sosoknya supel, energik dan bisa berbaur dengan semua kalangan. Maklum, pernah lama hidup di rantau. Di usianya yang terbilang udzur, masih bersemangat menghadiri undangan hajatan, entah itu resepsi pernikahan atau apa saja. Masih menyempatkan berkendara, kendaraan roda dua lagi. Meski sebelah kakinya terlihat agak tertatih. Mengapa sampai rela mengendarai kendaraan roda dua dalam kondisi kakinya yang tertatih itu, hanya untuk memastikan bisa mendapatkan buku saya adalah “pertanyaan langka” yang hingga saat menulis ini, bikin saya serasa belum cukup menemukan jawabannya. Tak seperti orang kebanyakan di level usianya. Bahkan hingga di segmen anak muda terpelajar sekalipun. Kasus mau mendapatkan buku saya secara cuma-cuma yang pernah ada di tulisan sebelumnya adalah salah satu pesan buruknya.
Humoris adalah kesan lainnya yang terasa kental. Tapi humor berkelas, bukan receh. Mirip kocaknya Bahlil Lahadalia yang pernah saya tulis lalu, yang latarnya juga dibesarkan di Papua, yang populer dengan Cerita Mop itu. Ini sampelnya, yang juga pernah saya tulis di buku ini, terkonfirmasi di sebuah rapat mendadak karena ada hal penting yang membutuhkan inisiatif untuk dukungan pendanaan yang cepat karena tak teranggarkan di APBD tahun berjalan. Saya salah satu peserta rapatnya. Saat itu, Kota Tidore Kepulauan baru saja dimekarkan dan roda pemerintahanya masih tertatih.