Sedianya pengurus daerah Partai Nasdem, PKB dan PAN masing-masing menjagokan H.Husain Sjah (Sultan Tidore/Senator), Taufik Madjid (Sekjen Kemendes PDTT RI) dan Hein Namotemo (mantan Bupati Halut).
H.Ahmad Hatari (Ketua DPD) dan Malik Ibrahim )Sekertaris DPD Nasdem) bersama jajaran pengurusnya menjagokan Sultan Tidore sebagai Calon Gubernurnya partai Nasdem.
Gebrakan cepat dilakukan dengan merekomendasikan nama Sultan Tidore sebagai salah satu kandidat calon Gubernur tanpa nama Benny Laos didalamnya.Entah mengapa, belakangan DPP Nasdem menganulir rekomendasi DPD Nasdem itu kemudian menginstruksikan pembukaan kembali pendaftaran kandidat Gubernur.Mendaftarlah Benny Laos dengan H.Muhammad Kasuba dan DPD Nasdem Malut kemudian menyertakan BL dan MK ini sebagai daftar tambahan.
Setali tiga uang dengan nasib Taufik Madjid dan Hein Namotemo di PKB dan PAN.
Taufik Madjid, Sekjen Kemendes PDTT RI ini awalnya sangat dijagokan sebagai peraih rekomendasi dukungan PKB.Bukan kaleng-kaleng, Taufik adalah Sekjen Kemdes PDTTi RI yang Menterinya adalah Ketua Bappilu DPP PKB sekaligus kakanda Ketum PKB Muhaimin Iskandar telah menjamin full PKB harga mati ke Taufik Madjid.Belum cukup, portofolio politik Taufik Majid adalah anak kandung NU yang juga salah satu Wakil Sekjen PB NU, organisasi Islam terbesar yang terafiliasi secara kultural dengan PKB.
Namun entah mengapa, Benny Laos yang bukan kader dan anti maenstream dengan PKB yang partai Islam itu berhasil merebut PKB dari tangan Taufik.
Nasib tragis yang sama juga dialami Hein Namotemo, jagoannya warga kristiani malut dan masyarakat Halmahera Utara.
Hein Namotemo yang rela jadi kader PAN dan sukses meningkatkan suara PAN di Malut terutama Halut itu awalnya sangat dijagokan PAN Malut sebagai kandidat kuat calon Wakil Gubernur Malut.Hein perkembangannya bakal di jodohkan dengan Taufik Madjid dalam mahligai koalisi PKB-PAN.Namun apa daya, Hein Namotemo terhempas diujung rencana.Rencana besar perjodohan Taufik Madjid-Hein Namotemo pun sirna oleh manuver yahud Benny Laos.