Nama Benny Laos sedang menjagat kontroversial di di jagat politik Pilkada Maluku utara.All, dia dinilai sosok pemberani yang Out of The Box, berani menantang arus dalam mewujudkan ambisinya.
Namun tipikal politisi seperti Benny Laos ini pasti ada tantangan bahkan maha berat.Menambrak nilai sosial yang telah berakar, tantangan berat sudah pasti tak bisa dihindarkan.
Secara global, Benny Laos dinilai menabrak nilai sosial islami dan kepemimpinan cultural negeri kesultanan Moloku Kie Raha.
”Maluku utara negeri kesultanan” demikian potret sebagian aspirasi yang menggambarkan sosok apa pemimpin ideal Maluku utara.
Kasuistik, Benny juga dinilai memasuki ruang politik identitas Islam yang amat sensi.
Catatan sejarah politik Maluku utara menunjukan, baru Benny Laos, non muslim yang perform sangat berani, dengan secara terbuka terobsesi memimpin Maluku utara yang mayoritas muslim.Entah apa niatnya, kita terima itu sebagai hak konstitusionalnya.
Manuver Benny memang tak bisa dipungkiri sebagai efek domino dari perkembangan iklim demokrasi yang mulai bertumbuh.Kalangan minoritas tak sungkan lagi mendemonstrasikan ekspresi politiknya sebagai calon kepala daerah dan calon wakil rakyat ditengah umat musim yang mayoritas.
Hendrata Teis di Sula, Gral Taliao di DPD adalah fonomena baru dalam perkembangan politik demokrasi Maluku utara.Ini angin segar bagi perkembangan demokrasi.
Dalam sistem demokrasi pemilu yang dianut Indonesia, Boss konglomerasi bisnis Bella Grup itu sah-sah saja ikut berkontestasi di Pilkada Maluku utara entah sebagai calon Gubernur atau Caon Wakil Gubernur.
Umat Islam pun terbaca monggo-monggo saja dengan manuver politik Benny Laos sebagai calon Gubernur Maluku utara.Umat Islam telah teruji sukses sebagai komunitas demokratis di beberapa agenda politik elektoral baik Pilkada maupun pemilu.
Benny Laos nyabup di Morotai yang 50%-50% muslim-non muslim, Hendrata Teis di sula yang 99% muslim dan Gral Taliao serta Irene Roba.Bukankah Benny Laos pernah mencalonkan diri di Pilkada Kabupaten Pulau Morotai dan berhasil memenangkan kontestasi elektoral di kabupaten pulau di bibir Pasifik ?
Dalam konteks sistematis, hak politik Benny Laos dilindungi konstitusi baik baik memilih maupun dipilih sebagaimana seluruh warga negara lainya tanpa terkecuali.Entah etnis Makayoa, Sula, Ternate, Tidore, Togale, Fagogoru dan layar belakang agama apa semua bisa nyalon asal jangan berpaham komunis.
Menolak Benny dengan dalih ayat -ayat Tuhan sekalipun tidak dibenarkan oleh konstitusi.Benny hanya bisa dilawan dengan ayat -ayat konstitusi titik baik dengan UUD 1945, UU dan PKPU atau putusan pengadilan Inkrah yang mencabut hak politik Benny Laos.
Problem kontroversialnya yang tengah eksisting karena Benny Laos dinilai memasuki ruang politik identitas Islam yang bukan identitas personalitinya.Ruang politik yang sexi namun sensi tinggi.
Kalangan ulama dan tokoh muslim jadi terusik.Aksi sosialnya ber qurban, menggelar seni Islam, bantuan pembangunan mesjid, berkopiah dan disambut kedatangannya oleh ibu-ibu majelis taklim dengan salawatan menuai kontroversi seolah sebuah manuver transformasi nilai sosial Maluku utara yang islami – cultural negeri kesultanan Moloku Kie Raha menjadi ultra liberal.
Muhammad Wildan dalam artikelnya bertajuk Benny Laos dan Politik Snouck Hurgronje ; Sebuah Editorial menilai manuver Benny Laos tak ubahnya transformasi ala Snouck Hungranje.Perbedaan ke duanya hanya pada cara yakni transformasi Snouck menggunakan otak sedangkan Benny Laos menggunakan kekayaan duitnya namun keduanya memiliki satu tujuan yakni menarik simpati dan dukungan umat muslim.(baca artikel Benny Laos dan Politik Snouck Hungranje ; Sebuah Editorial)
Dikalangan umat terjadi friksi atas apa yang dilakukan Benny Laos.Apakah Benny Laos yang non muslim bisa ber qurban, bisa menyumbang rumah ibadah Mesjid, bisa disambut dengan salawatan tengah menjadi polemik ditengah umat.
Sebagaian Kalangan ulama telah bersikap, memberikan pandangannya atas polemik Benny Laos ini.
Kasus Benny ber qurban misalnya, beberapa ulama sepakat sumbangan hewan qurban Benny Laos tidak bisa diterima sebagai hewan qurban.Sebab Benny Laos yang non muslim tidak memenuhi rukun qurban.
Ustad Saleh Sakola, Ustadz H.Isman Muhammad dan Habib Alwy Albaar (wakil Imam Mesjid Raya Almunawwar) dengan tegas menolak “aksi Benny Berqurban adalah haram, sumbangan pembangunan Mesjid juga tidak pas ditengah dia berkontestasi di Pilkada dan disambut salawatan adalah bertentangan dengan nilai dadar salawat nabi.
”salawatan itu hanya ditujukan kepada Nabi besar Muhammad SAW bukan kepada Benny Laos”tegas Uatadz Saleh Sakola.
Habib Alwy Albaar, wakil Imam Mesjid Raya Almunawwar menyampaikan, Mesjid Almunawwar sepakat menolak hewan qurban Benny Laos.
”kita telah rapat dan memutuskan menolak jika ada bantuan hewan qurban dari Benny Laos”tegas dia.
Pro kontra tentang Benny Laos tak bisa diterima secara reaksioner.Sikap ulama adalah tanggun jawab moral kepada Allah dan umat bahwa tugas sebagai pelindung dan pengayom aqidah umat tak bisa dilepaskan ditengah kontroversi yang mengoyak ya.
Pandangan ulama dan umat dengan beragam friksi melingkupinya baik nilai Islam dan kepemimpinan kultural kesultanan Moloku Kie Raha sejatinya adalah gambaran kekayaan berpikir yang sangat dimungkinkan bahkan menjadi nilai fundamental dalam sistem demokrasi.Bahwa pro kontra, oposisi-koalisi itu lumrah dan tradisinya dwmokrasi.Bahwa Negara menjamin kebebasan rakyat untuk berkumpul, mengeluarkan pendapat, itu pesan konstitusionalnya.Membumkan hak berbicara dan berpendapat adalah alamat membunuh demokrasi yang berbanding lurus dengan membangun kekuasaan otoritarisme.
Rumus gerakan transformasi juga demikian, bahwa pertemuan transformasi nilai pembaharuan pasti bergesekan dengan nilai-nilai pro status quo.Hanya saja harus dijaga agar gesekan itu terbatas secara dialektis pemikiran bukan rusuh apalagi dikriminalisasi.
MUI Harus Bersikap.
Benny Laos yang pemberani karena telah memasuki wilayah politik yang sensifitas tinggi telah memicu polemik luas di publik.Harus ada langkah dari pihak-pihak yang berkompeten guna mengalirkan polemik ini pada muara yang konstruktif.Niat Benny Laos bisa jadi baik hanya saja momentumnya tidak pas.Kenapa baru dilakukan jelang keikutsertaan Benny di Pilkada Malut ? Begitu pertanyaan yang mengintai manuver ala Benny.
Berkaitan dengan isu agama, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Maluku utara dan MUI Kabupaten serta Kota se Malut dimintai turun tangan.
Fatwa MUI dinilai bakal mendudukan persoalan ini secara jernih yang bakal menjadi rujukan bagi Benny Laos dan umat.
Apalagi, aspirasi publik baik ulama dan umat yang menyikapi manuver Benny Laos juga tidak mahal-mahal amat.Benny Laos diminta tampil di panggung politik kontestasi Pilkada Maluku utara dengan politik program.
Aspirasu yang elegan dan konstruktif, membangun tradisi baru Pilkada sebagai ajang kontestasi gagasan, itulah demokrasi yang sesungguhnya yakni Pilkada sebagai ajang transaksi gagasan perubahan Maluku utara ya G lebih baik dan bermartabat.Dengan begitu, rakyat di beri ruang kemerdekaan untuk memilih pemimpin Maluku utara yang berkapasitas, berintegritas dan memiliki kredibilitas mumpuni guna bisa membawa provinsi Maluku utara berjaya
Jika iya, BL bisa tampil sukses dengan politik program, menyala itu Sudarakuh sebangsa Benny Laos !
Ternate 14 Juni 2024