Dampak dari kebijakan di bidang fiscal yang tidak pro terhadap pendidikan rakyat, menghasilkan pelambatan pembangunan manusia secara nasioanl, dan rata-rata Angkatan kerja yang masih di dominasi tamatan Sekolah Dasar dan Sekolah menengah Pertama mewarnai pasar kerja Indonesia utamanya di wilayah pedesaan.
Bagaimana wajah Pendidikan Maluku Utara, jika dilihat dari indeks Pendidikan yang hanya mencapai 69 point, yang dijabarkan dalam Harapan lama Sekolah 13,74 dan rata-rata lama sekolah 9,26, jika dilihat dari indeks Pendidikan rata-rata diatas nasional dari sisi indeks pengetahuan.
Fakta menunjukan dalam 24 tahun pembangunan Pendidikan Maluku Utara, menghasilkan Angkatan kerja yang bekerja di Maluku Utara mencapai 978.804 orang, dengan jejang pendidikan Tamatan Sekolah Dasar 313.913 orang atau 32%, Tamatan SMP 200.781 atau 21% yang tamatan SMA 342.853 orang atau 35% dan Perguruan Tingg 121.257 orang atau 12%
Dari jumlah tersebut yang termasuk pengangguran justru disumbangkan dari penduduk yang tamatan SMA mencapai 68,13 persen, disusul pendidikan Tingg18,95%, Pendidikan SMP 7,25%, dengan demikian mereka yang berpendidikan Sekolah Dasar hanya menyumbangkan pengangguran terendah hanya 5,68% dari total Angkatan kerja.
Rendah kualitas Angkatan kerja terkonfirmasi dari serapan angkatan kerja di sektor industry di Maluku Utara yang dibanjiri Angkatan kerja dari Provinsi tentangga seperti Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan tenaga kerja Nusantara yang turut menyumbangkan angkatan kerja di sektor industry.
Pelambatan kualitas pembangunan manusia yang tercermin dari angkatan kerja tahun 2024 adalah kelompok penduduk yang lahir di periode 2000 saat ini telah menjadi manusia produktif di pasar kerja yang gagal dibangun pemerintah daerah dalam 24 tahun Maluku Utara di mekarkan sebagai Provinsi.