Wednesday, 27 November 2024

MULYONO, ANIES, RIZIEQ, DAN LUHUT DALAM PILKADA JAKARTA

-

Kelima, Anies melihat PDI-P sebagai korban motif jahat Mulyono. Padahal, lepas dari borok-borok yang melekat pada parpol ini, PDI-P adalah partai terbesar yang perannya tak boleh diabaikan. Stabilitas dan kemajuan bangsa bergantung pada peran PDI-P. Kalau saja, Megawati tunduk pada kemauan Mulyono memerintah tiga periode yang melanggar konstitusi, tatanan berbangsa dan bernegara akan runtuh.

Keenam, dengan mendukung Pramono-Rano, Anies berjuang untuk membuyarkan mimpi Mulyono membangun dinasti. Nampaknya, ia menyadari bahwa Indonesia dalam bahaya bila negeri yang rumit ini diatur oleh sebuah keluarga bebal dan rakus yang bersekongkol dengan oligarki dan parpol-parpol yang dikendalikan loyalis Mulyono.

Dus, penting bagi Anies untuk mengalahkan kubu KIM Plus demi mengamputasi salah satu organ tubuhnya. Ini salah satu kontribusi yang bisa diberikannya agar Indonesia terselamatkan dari kekuatan jahat. Artinya, bila Pramono-Rano menang, kekuasaan negara lebih terdistribusikan ke banyak pihak.

Ketujuh, mungkin saja mendukung PDI-P merupakan langkah strategis Anies untuk pilpres 2029. Ia perlu membangun hubungan yang positif dengan partai terbesar di negeri ini. Harus diakui elektabilitas Pramono-Rano yang melejit – dan sangat mungkin akan memenangkan pertarungan – tak lepas dari kontribusi dukungan Anies kepada mereka. Ini akan tali pengikat Anies dengan PDI-P.

Yang jadi korban adalah beberapa pihak. Pertama, keluarga Mulyono. Kedua PKS, karena kehilangan dukungan konstituen Jakarta dan hilangnya citranya sebagai partai prinsipil. Ketiga, Ridwan Kamil, karena kehilangan peluang menjadi gubernur Jabar. Yang untung adalah warga Jakarta, bahkan rakyat Indonesia secara keseluruhan, karena telah melemahkan kekuatan Mulyono dan proksinya.

Tangsel, 23 November 2024