Sementara Ajhar Hi.Rauf, humas KB PII Provinsi Malut menilai Sherly terlampau memaksakan diri dari kondisi psikis dan fisik yang dialaminya pasca insiden mematikan terbakarnya speedboat Bella 72 yang menewaskan suaminya Benny Laos dan ikut melukai dirinya.
“Jadi Sherly Tjondoa itu idealnya diselamatkan dari pikiran karena duka yang mendalam dan kehilangan suaminya bukan harus menambah beban dengan segala konsekuensi biaya dll (dan lain-lain), Pilgub ini adalah hajatan demokrasi yang luar biasa bukan biasa dalam bentuk pemilihan secara langsung dan saya yakin serli(Sherly Tjondoa) tidak mampu akan kelola proses tersebut dengan kondisi seperti ini namun mau di bilang apa kalau Serly sendiri bertepuk tangan di atas pety mayat suaminya”tukas Ajhar Hi.Rauf, Humas KB PII Provinsi Maluku Utara.
Ulama kondang Malut menilai, beragam bentuk peringatan kematian Benny Laos yang non muslim telah berlebihan dan melanggar tuntunan dalam islam.
“ya itu tidak boleh campur adukan itu ritual mereka, bagaimana kita orang islam harus tahlil itu dasar hukum apa, tahlil itu kepada kita yang sudah meninggal yang percaya pada kalimat Lailaha Illallah bagaimana, mereka kan tidak percaya bagaimana tahlil”tukasnya.
Sementara terkait pencatutan namanya di acara doa bersama, salah satu Imam di Mesjid Raya Al Munawwar ini menyatakan “tidak ada yang menghubungi saya jadi saya heran kenapa nama saya di cantumkan, jadi mohon maaf saya tidak berpihak kepada siapa-siapa (paslon) dan saya tidak akan menghadiri acara yang dilaksakan, itu komitmen saya”tegas dia.