HALTENG- Mantan Plt. Gubernur Maluku Utara, Ir. M. Ali Yasin Ali meminta kepada masyarakat Halmahera Tengah agar selektif memilih pemimpin di Pilkada 2024. Mantan Bupati Halteng dua periode ini juga menyarankan warga di negeri Fagogoru jangan memilih calon pemimpin pamba foya (pendusta red) dan tidak memiliki program jelas.
Video politik yang memuat pernyataan keras Acim, sapaan akrab M. Ali Yasin Ali saat Kampanye Tatap Muka, Konsolidasi dan Pelantikan Tim/Relawan Pemenangan MUSTIKA di Desa Waleh, Kamis (10/10) beredar di media sosial.
Dalam isi video berdurasi 3 menit 7 detik tersebut, Acim menyoroti program Ikram M. Sangadji soal Sampho dan Lipstik gratis bagi ibu hamil. “Barang kali dia pikir tong disini belum pernah pake sampho kah apa. Belum kah apa,” ungkap Acim disambut tawa warga yang menghadiri pertemuan.
Mantan Wakil Gubernur AGK ini juga meluruskan tentang proyek pemerintah yang dikemas dan dipolitisasi seakan-akan kebijak itu adalag bantuan pribadi kandidat. Untuk itu, warga diminta jeli dan rasional menyikapi fenomena politik menjelang Pilkada 27 November nanti.
Kepala Desa juga diminta menjaga netralitas sebagai aparatur publik. Pasalnya, memasuki tahapan kampanye, isu keberpihakan oknum Kepala Desa kepada IMS cukup fulgar. Bahkan kata Acim, beras bantuan bagi masyarakat kurang mampu diduga dipolitisasi. Tidak itu saja, oknum Kades juga ditengarai patungan dana untuk mengsukseskan kegiatan kampanye IMS.
“Baru-baru ini, dong suruh kepala desa tanggung oto. Baru dong suruh masyarakat kesana. Dong tanggung oto itukan ambe doi daerah, doi desa. Jadi hati-hati. Abis ini dong (pihak hukum) audit pa ngoni. Polisi dan jaksa koro pa ngoni,” tukas Acim.
Tidak itu saja. Suami Mutiara itu juga mengatakan, IMS adalah sosok pemimpin pembohong. Ini karena, beberapa kali bertemu di masjid, Ikram kerap bersumpah dan berjanji di depan Acim bahwa dirinya di Halmahera Tengah hanya melaksanakan tugas sebagai penjabat. Di hadapan Acim dan sejumlah masyarakat IMS menegaskan tidak bakal mencalonkan diri sebagai Bupati.
“Dia bicara hari Jumat di masjid. Beberapa kali dia ba sumpah bahwa dia di sini hanya melaksanakan tugas saja, abis itu kembali ke Jakarta. Ternyata dia maju,” pungkas Acim(***)