Maluku Utara Mandiri
Untuk mengukur seberapa mandiri sebuah daerah melakukan pembangunannya, saya meminjam atau mengadopsi konsep atau tools yang disebut Indeks Daerah Membangun (IDM). IDM merupakan indeks komposit yang dibentuk berdasarkan tiga hal, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (Kemendes, 2019).
Dimensi Ketahanan ekonomi yang membentuk IDM meliputi produksi daerah, akses distribusi, akses perdagangan, akses lembaga keuangan, lembaga ekonomi dan keterbukaan terhadap perdagangan. Dimensi ini sangat berhubungan dengan perputaran uang dan pemerataan pendapatan di daerah. Keseluruhan aspek dari dimensi ketahanan ekonomi mencerminkan peningkatan pembangunan daerah.
Dimensi ketahanan sosial dalam membentuk Indeks Daerah Membangun yaitu kesehatan, pendidikan, modal sosial, dan pemukiman. Pelayanan kesehatan dapat diukur dari waktu tempuh ke prasarana kesehatan kurang dari 30 menit. Sebagai contoh, akses sarana dan prasarana kesehatan yang tidak terlalu jauh menjadikan poin penting dalam pembangunan daerah. Tersedia tenaga kesehatan bidan, dokter dan kesehatan lain di pusat kesehatan masyarakat.
Dimensi sosial yang dibangun dari aspek pendidikan meliputi akses ke pendidikan dasar dan menengah yang jaraknya kurang dari 3 kilometer sampai 6 kilometer. Akses ke pendidikan non formal, yang terdiri dari kegiatan pemberantasan buta aksara, pendidikan anak usia dini; pusat kegiatan belajar masyarakat/paket ABC dan akses ke pusat ketrampilan/ kursus. Akses ke pengetahuan, yang terdiri dari indikator taman bacaan masyarakat atau perpustakaan desa. Kelengkapan terhadap akses pendidikan tersebut mendukung pembangunan manusia di daerah.
Dimensi modal sosial lebih kearah pembangunan soliditas sosial dimana pembangunan kebiasaan gotong royong, keberadaan ruang publik terbuka bagi warga yang tidak berbayar, ketersediaan fasilitas atau lapangan olahraga, dan terdapat kelompok kegiatan olahraga.
Selanjutnya memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan yang terjadi pada warga. Warga berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa yang berbeda, dan keragaman agama . Menciptakan rasa aman pendudukter terhadap keberadaan warga meliputi membangun pemeliharaan pos kamping lingkungan, Siskamling, tingkat kriminalitas yang terjadi di desa, tingkat konflik yang terjadi di desa dan upaya penyelesaian konflik yang terjadi.