Thursday, 21 November 2024

Mengulik Visi Besar MK-BISA Membangun Maluku Utara 

-

 ​Dimensi ketahanan lingkungan meliputi kualitas lingkungan hidup dan potensi rawan bencana. Kualitas lingkungan hidup berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia. Lingkungan hidup yang bersih dan berkualitas meliputi ada atau tidak adanya pencemaran air, tanah dan udara. Selanjutnya sumber air yang berada di desa yaitu sungai . Potensi rawan bencana dan tanggap bencana, yang terdiri dari indikator Kejadian bencana alam (banjir, tanah longsor, kebakaran hutan), dan Upaya atau tindakan terhadap potensi bencana alam (tanggap bencana, jalur evakuasi, peringatan dini dan ketersediaan peralatan penanganan bencana).

Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya pembangunan yang memadukan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara sadar dan terencana. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa membahayakan generasi mendatang. setidaknya itulah pengertian sederhana yang saya pahami. 

  

Untuk menyusun perencanaan pembangunan yang berbasis konsep pembangunan berkelanjutan, perlu dipahami unsur apa saja yang diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan, (sustainable development). Merujuk pada UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tergambar syarat-syarat yang diperlukan demi terlaksanan pembangunan berkelanjutan, baik pada tingkat pembangunan nasional, maupun daerah yakni Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Berdasarkan literasi yang saya temukan, selama abad 20 terjadi 2 revolusi terkait dengan peranan lingkungan hidup dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Revolusi pertama antara 1960’s -1970’s, saat munculnya paradigma bahwa terdapat konflik antara konsep pertumbuhan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan, di mana setiap upaya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat selalu dibarengi dengan eksploitasi sumberdayaalam dan terjadinya kerusakan lingkungan.

Konsep pembangunan berkelanjutan yang dimaknai sebagai pembangunan untuk masa kini dan yang tidak memerlukan kompromi generasi yang akan datang muncul pada pertemuan bangsa-bangsa di Norwegia yang diketuaioleh Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland pada tahun 1987. Di saat itulah seolah-olah terjadi revolusi ke dua di bidang pembangunan nasional yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi tidak semata-mata mer usak lingkungan, tetapi justru dapat bersinergi satu sama lain,

sehingga suatu kesejahteraan yang sebenarnya dan diidam-idamkan akan sunguh dapat tercapai. Pembangunan ekonomi akan menciptakan kenaikan penghasilan nasional yang memberikan kemampuan suatu daerah untuk memelihara lingkungannya agar tidak mengalami kerusakan; sebaliknya kondisi lingkungan yang baik akan tidak menyerap dana pembangunan tetapi justru mendukung atau menopang kehidupam manusia dan makhluk hidup lainnya.